2.1 Work Breakdown Structure
Langkah pertama untuk membuat suatau rangkain logika dari
aktivitas-aktivitas suatau proyek adalah melakukan pendetailan aktivitas dan
rangkain kerjanya atau lebih dikenal dengan work breakdown structure (WBS)
WBS (Work Breakdown Structure)
Work Break Down Structure:
Membagi Aktifitas pekerjaan
dalam level yang berjenjang.
Level 1: Aktifitas Pekerjaan
merupakan major aktivitas dari suatu proyek
Level 2: Uraian Aktifitas
Pekerjaan dari Major Aktifitas Proyek
Level 3.: Uraian dari
Aktifitas pekerjaan di Level 2
2.2 Critical Path Method (Metode Jaringan Kritis)
Hubungan antar aktivitas dapat menggunakan
hubungan successor, jaringan aktivitas aktivitas merupakan rangkaian, berdasarkan aktivitas
yang mendahuluinya (yang ada didepan) atau dapat juga menggunakan hubungan
predecessor, aktivitas yang mengikutinya (yang ada dibelakangnya) .
Sebagai Contoh: Pasang Pondasi Batu Kali:
Berdasar
Successor
No Aktivitas Successor
1 Galian Tanah 2 Pasang Pasir Urug
2 Pasang Pasir Urug 3 Pasang Batu Kosong
3 Pasang Batu Kosong 4 Pasang
Batu Kali Pondasi
4 Pasang Batu Kali Pondasi 5 Pasang Ring Balk
(sloof)
5 Pasang
Ring Balk (sloof)
Berdasar
Predecessor
No Aktivitas Predecessor
1 Galian Tanah
2 Pasang Pasir Urug 1 Galian Tanah
3 Pasang Batu Kosong 2 Pasang
Pasir Urug
4 Pasang Batu Kali
Pondasi 3 Pasang Batu Kosong
5 Pasang
Ring Balk (sloof) 4 Pasang Batu Kali Pondasi
Setelah rangkain aktivitas dirangkai dalam suatu
susunan aktivitas yang logis maka perhitungan waktu penyelesaian dapat
dilakukan sebagai berikut :
2.3 Menentukan Waktu Penyelesaian
Dalam melakukan perhitungan waktu penyelesaian suatu proyek dalam suatu
rangkaian aktivitas dikenal beberapa istilah:
a)
EET(earliest
event time )
Waktu
tercepat terjadinya peristiwa dari suatu aktivitas.
b)
LET (Latest
event time)
Waktu
paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa dari suatu
aktivitas.
c)
ES (earliest start)
Waktu
Mulai paling awal dari aktivitas.
d)
EF (earliest finish)
Waktu
Selesai paling awal suatu aktivitas.
EF
suatu aktivitas terdahulu = ES aktivitas berikutnya
e)
LS (latest start)
Waktu
paling lambat aktivitas boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara
keseluruhan.
f)
LF (latest finish)
Waktu
paling lambat aktivitas diselesaikan tanpa memperlambat penyelesaian proyek.
g)
t (
duration)
Durasi
waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas .
Cara perhitungan
Dalam perhitungan waktu juga digunakan tiga asumsi dasar
yaitu:
- Proyek hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event (finish).
- Waktu tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol.
- Waktu paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES.
Adapun cara perhitungan dalam menentukan waktu
penyelesaian terdiri dari dua tahap, yaitu perhitungan maju (forward pass) dan perhitungan mundur (backward pass).
1.
Forward Pass ( Hitungan Maju )
Dimulai dari Start (initial
event) menuju Finish (terminal event)
untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya
kegiatan (ES) dan saat paling cepat
dimulainya suatu peristiwa (E)
2.
Backward Pass ( Hitungan Mundur )
Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi
saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat
terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi
(L).
Contoh Perhitungan dengan menggunakan Metode Jalur Kritis
NO
|
Aktivitas
|
Deskripsi
|
Kegiatan
|
Durasi
|
mendahului
|
Minggu
|
|||
1
|
1-2
|
G
|
4
|
|
2
|
1-3
|
D
|
5
|
|
3
|
1-4
|
A
|
10
|
|
4
|
2-5
|
H
|
G
|
12
|
5
|
3-5
|
F
|
D
|
9
|
6
|
3-6
|
E
|
D
|
20
|
7
|
4-6
|
B
|
A
|
2
|
8
|
5-7
|
I
|
H,F
|
7
|
9
|
6-7
|
C
|
B,E
|
10
|
Dari Hasil Perhitungan di peroleh hasil sebagai berikut :
Waktu Penyelesaian Proyek :
35 Minggu
Jalur Kritis :
1 - 3 - 6 - 7
2.4 Precedence
Diagramming Method (PDM)
Metode PDM merupakan betuk
lanjut dari CPM yang menggunakan rangkaian logika yang sama dengan tambahan
hubungan antar aktivitas mengenal hubungan antar aktivitas sebagai berikut:
Finish-to-finish (FF ij): Waktu lag dari hubungan FF ij, aktivitas “I” harus selesai bersamaan atau beberapa waktu (lag) setelah aktifitas “I” selesai, baru aktivitas “J” dapat selesai.
Start-to-start (SS ij): Waktu lead dari hubungan SS ij, aktivitas “I” harus dimulai bersamaan atau beberapa waktu (lead) sebelum aktivitas “J” dapat dimulai.
Start-to-finish (SF ij): Waktu lead dari hubungan SF ij, aktivitas “I” dimulai bersamaan atau beberapa waktu (lead) sebelum aktivitas “J” dapat selesai.
Lead: penambahan waktu
pada aktifitas I, terdapat pada hubungan di SS ij dan SF ij.
Lag: penambahan waktu pada aktifitas I, terdapat pada hubungan di SS ij dan SF ij, yang
menyebabkan perlambatan/penundaan (delay) pada aktivitas J karena harus menunggu “dari” aktivitas
benar-benar selesai;
Slack (Float): Jumlah
waktu yang diijinkan dalam perlambatan suatu proyek dari waktu dimulainya tanpa
memperlambat waktu akhir penyelesaian proyek keseluruhan;
Perhitungan Forward
And Backward Pass
Forward pass –
Earliest Times
- Seberapa awal aktivitas dapat dimulai? (early start – ES)
- Seberapa awal aktivitas dapat diselesaikan? (early finish – EF)
- Seberapa awal proyek dapat diselesaikan? (time expected – TE)
- Ambil nilai paling besar dari perhitungan forward pass yang menuju suatu aktivitas
Backward pass –
Latest Times untuk menghitung float.
- Seberapa terlambat aktivitas dapat dimulai? (late start – LS)
- Seberapa terlambat aktivitas dapat diselesaikan? (late finish – LF)
- Berapa lama aktivitas dapat ditunda? (slack or float – SL)
- Ambil nilai paling kecil dari perhitungan backward pass yang menuju suatau aktivitas.
Contoh Perhitungan dengan menggunakan Metode Jaur Kritis
NO
|
Aktivitas
|
Durasi
|
Aktivitas
|
||
Mendahului
|
LEAD
|
LAG
|
|||
Hari
|
|||||
1
|
Cast Beam
|
25
|
|||
2
|
Prestress Beam
|
14
|
1
|
SS
|
FF,5 Hari
|
3
|
Place Beam
|
7
|
2
|
FS
|
|
Hasil Perhitungan sebagai berikut :
Waktu Penyelesaian Proyek :
37 Hari
Jalur Kritis :
1 - 3
bisa minta alamat email bapa, karna saya ada kesulitan cara membuat CPM dan mohon solusi bapa?
BalasHapusfile tidak bisa saya lampirkan ke blog ini
Email saya agsantanu@yahoo.com.......,silahkan kalau saya bisa bantu
Hapussaya masing kurang mengerti dengan yang PDM, bagaimana langkah menyelesaikan PDM dimana soal sama dengan CPM ya?
BalasHapusPDM dan CPM bedanya di leg dan leadnya.......,kalau soalnya sama hasolnya akan sama..........
BalasHapusPerhitungan dengan CPM tidak menggunakan leg dan lead........sedangkan PDM harus memperhitungkan Lead dan Lagnya.............,kalau soalnya sama dan lead=0 dan lag=0 maka hasilnya pasti sama dengan cara CPM......
BalasHapussaya masih bingung dengan maksud perhitungan CPM.
BalasHapusPerhitungan CPM adalah cara yg paling mudah dan sederhana...........,cara cpm dapat menunjukkan jalur aktivitas berurutan dan terpanjang yg harus diselesaikan tepat waktu,jika tidak maka schedule proyek secara keseluruhan akan terlambat................,cara perhitungannya sederhana seperti contoh diatas,hanya yg membingungkan pada saat percabangannya.....,tapi itu n
Hapushanay perlu latihan bebrapa soal saja pasti sudah dapat dimengerti.......,jauh lebih mudah daripada mekanika teknik
maksud hanay.......hanya perlu latihan......
HapusSaya masih kurang ngerti tentang CPM, saya bisa tanya ke email bpk, karna saya ada kesulitan dalam mengerjakan CPM ? Mohon bantuannya. Terima kasih
BalasHapusboleh saja......tapi contoh yg diatas adalah cara palaing sederhana untuk memahaminya.....
Hapusmateri yang bermanfaat. maaf pak, apakah bapak punya referensi buku mengenai CPM ini? karena saya cari di beberapa buku hanya membahas sedikit mengenai CPM. mohon bantuannya. terima kasih
BalasHapushalo pak. Saya masih bingung jika dengan penggunaann Lag, perhitungannya gmn ya ?
BalasHapusBagaimana cara gampang kita bisa membuat pola cpm.soalnya sering bersalaman
BalasHapusHarrah's Cherokee Casino & Hotel - MapYRO
BalasHapusCasino Address, 777 Casino Drive, Cherokee, NC 사천 출장마사지 28719, 포천 출장안마 28719, United States. Directions titanium tubing to Harrah's Cherokee Casino & Hotel, located 동해 출장안마 in 경산 출장안마 the area